TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Buntut Insident Pembakaran Rumah di Jember: Petani Kopi Kalibaru Audiensi bersama Kapolres Jember

Aksi pembakaran, perusakan rumah dan kendaraan di desa Mulyorejo, Kec. Silo, Kab. Jember terjadi bukan tanpa sebab. Konflik horizontal antar masyarakat sudah terjadi sejak tahun 2016, petani kopi Kalibaru selalu mendapatkan intimidasi, penganiayaan, aksi premanisme, pencurian hasil panen kopi bahkan perampasan.

Puluhan petani Kopi kalibaru melakukan Audiensi ke Polres Jember dan ditemui langsung oleh bapak Kapolres, Hery Purnomo.

Pak tumi salah satu perwakilan petani kopi kalibaru menyampaikan bahwa selama ini kami selalu di intimidasi.

“Hasil panen kopi kami di curi, bahkan kita di bebankan biaya keamanan mulai dari Rp.2.000.000,- hingga Rp. 7.000.000,- sesuai dengan luas lahan yang dimiliki. Itupun belum menjamin rasa aman. Jika kami tidak membayar maka selain di curi, tanaman kami di tebangi.” Ujar pak Tumi di depan Kapolres.

Petani Kalibaru butuh keadilan dan berharap APH tidak sepihak dalam menyikapi masalah ini.

“Kami petani butuh keadilan, terciptanya rasa aman, serta perlindungan dari aksi premanisme. Jadi saya mohon kepada bapak Kapolres agar kooperatif dalam penanganan kasus ini.” Tambahnya.

N. Ghufron Khanif sebagai Korlap petani Kalibaru, Menegaskan bahwa Konflik petani ini murni terjadi di Jember, tepatnya di Kecamatan silo Desa Mulyorejo.

“Jadi, prinsipnya area konflik secara geografis tidak ada sangkut pautnya dengan kabupaten Banyuwangi.” Terang Ghufron.

Pihaknya meminta dan menuntut Kapolres Jember sebagai Berikut:

1. Kami petani kopi kalibaru meminta kepada Kapolres Jember mengusut sampai tuntas konflik horizontal yang terjadi diantara kedua belah pihak.

2. Menindak dengan tegas oknum aksi premanisme terhadap petani kopi kalibaru.

3. Meminta kepada kapolres jember sebagai mediator dalam penyelesain konflik petani kopi kalibaru dengan oknum aksi premanisme.

4. Meminta kapolres jember menangkap oknum kelompok inisial S.